Paijo dan Nirmala
( Meronce jalanan )
Cuaca panas siang itu, ditambah pula jalanan yang sepi, membuat Nirmala memacu sepeda motornya dengan kecepatan penuh. Dia ingin segera sampai di rumah. Agar bisa segera beristirahat. Orang - orang tentu akan memilih diam di rumah daripada berkeliaran di luar dalam cuaca yang sangat panas ini.
Ngunggg..... tiba - tiba Nirmala dikejutkan oleh desir angin kencang di sampingnya. Sebuah sepeda motor menderu kencang hanya beberapa inchi darinya. Nirmala terlonjak kaget, motor yang dikendarainya oleng ke kiri, dengan sigap dia mengendalikan setir. Astaga.. hampir saja aku jatuh, pikirnya.
Nirmala tampak pucat, keringat mengalir deras, membanjiri jidatnya yang putih bersih. Dia tak mampu berkata apa - apa saking kagetnya. Sambil mengurut dada yang mendadak sesak, dilihatnya sepeda motor itu terus dipacu dengan kecepatan penuh, pada jalanan yang sedikit berlobang. membuat pengendaranya seakan meliuk di jalanan berliku.
Sampai motor itu hilang pada tikungan di depannya, Nirmala masih juga gemetaran. Siapa orang itu ? Pikirnya. Kenapa begitu tergesa - gesa hingga hampir saja menabrakku ? Pikiran itu berkecamuk di kepala Nirmala. Ah mungkin saja ada hal penting yang dikejarnya.
Ngunggg..ngunggg... Ngunggg... Raung gas yang diinjak dengan energi penuh terdengar dari arah depan,
" .. gila..! " umpat Nirmala. Laki - laki ini ingin membunuhku, pikirnya. Dia segera bersiap, mengelak sampai ke pinggir trotoar,
"cissss... " Motor itu lewat hanya 5 Senti darinya.
Nirmala merinding ngeri. Dia ketakutan. Belum pernah dia merasa ketakutan seperti ini. Laki laki itu seperti kesetanan. Berbalik arah setelah melewati Nirmala. Setiap ada kesempatan berusaha memepetnya.
Berkendara di jalan raya kok seperti sengaja ingin membunuhku. bisiknya dalam hati. Apa benar ?
Apa benar dia mengendarai seperti itu ?? Atau laki laki itu memang ingin mencelakaiku ?? Ketakutannya bertambah, kini dia yakin laki - laki itu memang ingin menabraknya.
Nirmala kembali menepi, mencari cara aman agar terhindar dari tabrakan itu. Ah lagi - lagi dia mengejarku, pikirnya. Nirmala jadi nekat, dan berhenti di tengah jalanan yang lengang itu. Tiba tiba.. ngenggg suara pedal gas yang ditekan kuat seakan memecah gendang telinga. Nirmala menoleh, tiba - tiba laki laki itu telah datang dari arah depan.
"Kampret ! ", sumpahnya.
"Apa sih maunya kamu...?"
Dia berputar kembali dan siap menabrakkan motornya kearah Nirmala.
Dibalik rasa takutnya timbul perasaan nekad. Nirmala menepikan kendaraannya, berdiri di tengah jalanan, sambil bertolak pinggang.
" Siapa kamu ?" Bentaknya
" Ayo, tunjukkan tampangmu, jangan jadi pengecut dengan bersembunyi di balik helm begitu ! "
Sambil membuka kakinya lebar - lebar Nirmala seakan menantang mautnya. Tingkahnya justru membuat laki - laki itu menghentikan aksinya. Motornya berhenti tepat di depan Nirmala. Dengan gerakan lambat dibukanya helm yang menutupi wajahnya. Dia tau Tingkahnya telah membuat perempuan cantik itu naik pitam.
" Ah,.... ! "
Jerit tertahan terlontar dari mulut Nirmala ketika wajah di balik topeng itu terpampang jelas di depan matanya.
" Kamu.....!!!" Jeritnya lagi.
"Apa yang kamu lakukan..???" Seakan tak percaya dia mengucek matanya. Dia tak yakin laki - laki ini yang barusan berusaha membunuhnya. Lelaki tinggi besar itu hanya diam saja. Wajahnya yang kusut menggambarkan kekusutan pikirannya.
Sejurus kebisuan terjadi antara mereka. Masing - masing sibuk dengan pikirannya sendiri. Akhirnya...
"Mari kita istirahat." Nirmala memecah kebisuan itu. Dia menstarter motornya dan bergerak lambat menuju rumah makan terdekat yang diikuti oleh motor lelaki itu.
Tanpa banyak cakap Nirmala masuk dan menuju meja pemesanan. Setelah memesan makanan untuk mereka berdua, dia langsung menuju tempat duduk di pojok ruangan di mana lelaki itu telah duduk menunggunya dengan wajah tegang.
" Apa yang kamu lakukan ? Kamu mau mati, ya !"
Hentakan tertahan sebagai pertanda kesalnya, namun khawatir pembicaraan mereka didengar orang lain di ruang itu.
" Ya. " Jawab lelaki itu datar, seakan tanpa emosi.
Nirmala semakin marah, namun tau tak ada artinya marah sekarang. Dia tahu kemarahannya tak kan menyelesaikan masalah Hanya akan membuat perjalanannya tertunda lebih lama lagi.
" Paijo, apa yang kamu lakukan, ? Apa kamu tak tau sikapmu itu dapat membuat kita celaka ? "
Mata coklat itu nanar menahan kemarahan.
" Apa yang kamu inginkan, ? Ayo katakan...?
Sedikit serak suaranya menahan tangis. Nirmala tak mengerti apa yang harus dilakukannya pada laki laki ini.
Laki - laki ini telah membuatnya kecewa. Kemarin telah memutuskan hubungan dengannya, tadi berlagak ingin membunuhnya. dan kini apa lagi yang diinginkannya..?
Hanyut dengan fikirannya Nirmala hanya diam, tak tau apa yg musti dibicarakan lagi.
" Maafkan aku, Nirmala !"
Suara Paijo menghiba, seakan meruntuhkan keangkuhan hati yang baru saja dipertontonkannya di jalanan.
" Aku janji tak akan membuatnya lagi, percayalah sayang, aku sangat menyayangimu, aku tulus mencintaimu, aku tak mau kehilangan kamu ! " Tangannya mengguncang - guncang tangan Nirmala dalam genggaman.
Nirmala hanya diam. Tak bisa berkata apa-apa. Dan Paijo tau tak ada kata terlambat untuk mendapatkan maaf perempuannya itu. Karena dia tau pasti, perempuan itu sangat menyayanginya.
" Nirmala menarik nafas panjang. Matanya berkaca - kaca.
" Sudahlah, mari kita makan " bisiknya perlahan.
Sungai Rumbai, 28 Maret 2018
( Meronce jalanan )
Cuaca panas siang itu, ditambah pula jalanan yang sepi, membuat Nirmala memacu sepeda motornya dengan kecepatan penuh. Dia ingin segera sampai di rumah. Agar bisa segera beristirahat. Orang - orang tentu akan memilih diam di rumah daripada berkeliaran di luar dalam cuaca yang sangat panas ini.
Ngunggg..... tiba - tiba Nirmala dikejutkan oleh desir angin kencang di sampingnya. Sebuah sepeda motor menderu kencang hanya beberapa inchi darinya. Nirmala terlonjak kaget, motor yang dikendarainya oleng ke kiri, dengan sigap dia mengendalikan setir. Astaga.. hampir saja aku jatuh, pikirnya.
Nirmala tampak pucat, keringat mengalir deras, membanjiri jidatnya yang putih bersih. Dia tak mampu berkata apa - apa saking kagetnya. Sambil mengurut dada yang mendadak sesak, dilihatnya sepeda motor itu terus dipacu dengan kecepatan penuh, pada jalanan yang sedikit berlobang. membuat pengendaranya seakan meliuk di jalanan berliku.
Sampai motor itu hilang pada tikungan di depannya, Nirmala masih juga gemetaran. Siapa orang itu ? Pikirnya. Kenapa begitu tergesa - gesa hingga hampir saja menabrakku ? Pikiran itu berkecamuk di kepala Nirmala. Ah mungkin saja ada hal penting yang dikejarnya.
Ngunggg..ngunggg... Ngunggg... Raung gas yang diinjak dengan energi penuh terdengar dari arah depan,
" .. gila..! " umpat Nirmala. Laki - laki ini ingin membunuhku, pikirnya. Dia segera bersiap, mengelak sampai ke pinggir trotoar,
"cissss... " Motor itu lewat hanya 5 Senti darinya.
Nirmala merinding ngeri. Dia ketakutan. Belum pernah dia merasa ketakutan seperti ini. Laki laki itu seperti kesetanan. Berbalik arah setelah melewati Nirmala. Setiap ada kesempatan berusaha memepetnya.
Berkendara di jalan raya kok seperti sengaja ingin membunuhku. bisiknya dalam hati. Apa benar ?
Apa benar dia mengendarai seperti itu ?? Atau laki laki itu memang ingin mencelakaiku ?? Ketakutannya bertambah, kini dia yakin laki - laki itu memang ingin menabraknya.
Nirmala kembali menepi, mencari cara aman agar terhindar dari tabrakan itu. Ah lagi - lagi dia mengejarku, pikirnya. Nirmala jadi nekat, dan berhenti di tengah jalanan yang lengang itu. Tiba tiba.. ngenggg suara pedal gas yang ditekan kuat seakan memecah gendang telinga. Nirmala menoleh, tiba - tiba laki laki itu telah datang dari arah depan.
"Kampret ! ", sumpahnya.
"Apa sih maunya kamu...?"
Dia berputar kembali dan siap menabrakkan motornya kearah Nirmala.
Dibalik rasa takutnya timbul perasaan nekad. Nirmala menepikan kendaraannya, berdiri di tengah jalanan, sambil bertolak pinggang.
" Siapa kamu ?" Bentaknya
" Ayo, tunjukkan tampangmu, jangan jadi pengecut dengan bersembunyi di balik helm begitu ! "
Sambil membuka kakinya lebar - lebar Nirmala seakan menantang mautnya. Tingkahnya justru membuat laki - laki itu menghentikan aksinya. Motornya berhenti tepat di depan Nirmala. Dengan gerakan lambat dibukanya helm yang menutupi wajahnya. Dia tau Tingkahnya telah membuat perempuan cantik itu naik pitam.
" Ah,.... ! "
Jerit tertahan terlontar dari mulut Nirmala ketika wajah di balik topeng itu terpampang jelas di depan matanya.
" Kamu.....!!!" Jeritnya lagi.
"Apa yang kamu lakukan..???" Seakan tak percaya dia mengucek matanya. Dia tak yakin laki - laki ini yang barusan berusaha membunuhnya. Lelaki tinggi besar itu hanya diam saja. Wajahnya yang kusut menggambarkan kekusutan pikirannya.
Sejurus kebisuan terjadi antara mereka. Masing - masing sibuk dengan pikirannya sendiri. Akhirnya...
"Mari kita istirahat." Nirmala memecah kebisuan itu. Dia menstarter motornya dan bergerak lambat menuju rumah makan terdekat yang diikuti oleh motor lelaki itu.
Tanpa banyak cakap Nirmala masuk dan menuju meja pemesanan. Setelah memesan makanan untuk mereka berdua, dia langsung menuju tempat duduk di pojok ruangan di mana lelaki itu telah duduk menunggunya dengan wajah tegang.
" Apa yang kamu lakukan ? Kamu mau mati, ya !"
Hentakan tertahan sebagai pertanda kesalnya, namun khawatir pembicaraan mereka didengar orang lain di ruang itu.
" Ya. " Jawab lelaki itu datar, seakan tanpa emosi.
Nirmala semakin marah, namun tau tak ada artinya marah sekarang. Dia tahu kemarahannya tak kan menyelesaikan masalah Hanya akan membuat perjalanannya tertunda lebih lama lagi.
" Paijo, apa yang kamu lakukan, ? Apa kamu tak tau sikapmu itu dapat membuat kita celaka ? "
Mata coklat itu nanar menahan kemarahan.
" Apa yang kamu inginkan, ? Ayo katakan...?
Sedikit serak suaranya menahan tangis. Nirmala tak mengerti apa yang harus dilakukannya pada laki laki ini.
Laki - laki ini telah membuatnya kecewa. Kemarin telah memutuskan hubungan dengannya, tadi berlagak ingin membunuhnya. dan kini apa lagi yang diinginkannya..?
Hanyut dengan fikirannya Nirmala hanya diam, tak tau apa yg musti dibicarakan lagi.
" Maafkan aku, Nirmala !"
Suara Paijo menghiba, seakan meruntuhkan keangkuhan hati yang baru saja dipertontonkannya di jalanan.
" Aku janji tak akan membuatnya lagi, percayalah sayang, aku sangat menyayangimu, aku tulus mencintaimu, aku tak mau kehilangan kamu ! " Tangannya mengguncang - guncang tangan Nirmala dalam genggaman.
Nirmala hanya diam. Tak bisa berkata apa-apa. Dan Paijo tau tak ada kata terlambat untuk mendapatkan maaf perempuannya itu. Karena dia tau pasti, perempuan itu sangat menyayanginya.
" Nirmala menarik nafas panjang. Matanya berkaca - kaca.
" Sudahlah, mari kita makan " bisiknya perlahan.
Sungai Rumbai, 28 Maret 2018
Komentar
Posting Komentar